Monday, March 5, 2012

Mengapa MPASI start 6 bulan, tidak kurang tidak lebih?

*courtesy of Bubu Mia Ilmiawaty Saadah and friends in HHBF

"Kasian bayiku nangis terus, lapar, aku kasih makan aja biar gak nangis"
"Ah jaman dulu juga 4 bulan"
"Kata DSA ku 4 bulan aja, ASI kan udah gak mengenyangkan lagi"
"ah masa, di kampung aja bisa makan 2 bulan"

..........................................................................

Tulisan di bawah ini saya kutip langsung dari milis Lactalea Indonesia :

Banyak sekali pertanyaan dan kritik yang timbul mengenai pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) di usia kurang dari 6 bulan. Bahkan banyak dari kita tidak pernah tahu mengapa WHO & IDAI mengeluarkan statement bahwa ASI eksklusif (ASI saja tanpa tambahan apapun bahkan air putih sekalipun) diberikan pada 6 bulan pertama kehidupan seorang anak. Kemudian setelah umur 6 bulan anak baru mulai mendapatkan MPASI berupa pure buah, bubur lembut, bubur saring, tim, dsb.

Alasan Menunda Pemberian MPASI
Mengapa harus menunda memberikan MPASI pada anak sampai ia berumur 6 bulan ? Kalau jaman dulu (baca : sebelum diberlakukan ASI eksklusif 6 bulan) umur 4 bulan aja dikasih makan bahkan ada yang umur 1 bulan. Dan banyak yang berpendapat gak ada masalah apa-apa tuh dgn anaknya.

Satu hal yang perlu diketahui bersama bahwa jaman terus berubah. Demikian juga dengan ilmu & teknologi. Ilmu medis juga terus berkembang dan berubah berdasarkan riset-riset yang terus dilakukan oleh para peneliti. Sekitar lebih dari 5 tahun yang lalu, MPASI disarankan diperkenalkan pada anak saat ia berusia 4 bulan. Tetapi kemudian beberapa penelitian tahun-tahun terakhir menghasilkan banyak hal sehingga MPASI sebaiknya diberikan setelah 6 bulan.

Mengapa umur 6 bulan adalah saat terbaik anak mulai diberikan MPASI ?

1. Pemberian makan setelah bayi berumur 6 bulan memberikan perlindungan ekstra & besar dari berbagai penyakit.
Hal ini disebabkan sistem imun bayi < 6 bulan belum sempurna. Pemberian MPASI dini sama saja dengan membuka pintu gerbang masuknya berbagai jenis kuman. Belum lagi jika tidak disajikan higienis. Hasil riset terakhir dari peneliti di Indonesia menunjukkan bahwa bayi yang mendapatkan MPASI sebelum ia berumur 6 bulan, lebih banyak terserang diare, sembelit, batuk-pilek, dan panas dibandingkan bayi yang hanya mendapatkan ASI eksklusif. Belum lagi penelitian dari badan kesehatan dunia lainnya. 2. Saat bayi berumur 6 bulan ke atas, sistem pencernaannya sudah relatif sempurna dan siap menerima MPASI. Beberapa enzim pemecah protein spt asam lambung, pepsin, lipase, enzim amilase, dsb baru akan diproduksi sempurna pada saat ia berumur 6 bulan. 3. Mengurangi resiko terkena alergi akibat pada makanan Saat bayi berumur < 6 bulan, sel-sel di sekitar usus belum siap untuk kandungan dari makanan. Sehingga makanan yang masuk dapat menyebabkan reaksi imun dan terjadi alergi. 4. Menunda pemberian MPASI hingga 6 bulan melindungi bayi dari obesitas di kemudian hari. Proses pemecahan sarisari makanan yang belum sempurna. Pada beberapa kasus yang ekstrem ada juga yang perlu tindakan bedah akibat pemberian MPASi terlalu dini. Dan banyak sekali alasan lainnya mengapa MPASI baru boleh diperkenalkan pada anak setelah ia berumur 6 bulan. Masih banyak yang mengenalkan MPASI < 6 bulan

Kalau begitu kenapa masih banyak orangtua yang telah memberikan MPASI ke anaknya sebelum berumur 6 bulan? Banyak sekali alasan kenapa ortu memberikan MPASI < 6 bulan. Umumnya banyak ibu yang beranggapan kalau anaknya kelaparan dan akan tidur nyenyak jika diberi makan. Meski tidak ada relevansinya banyak yang beranggapan ini benar. Kenapa ? Karena belum sempurna, sistem pencernaannya harus bekerja lebih keras utk mengolah & memecah makanan. Kadang anak yang menangis terus dianggap sebagai anak gak kenyang. Padahal menangis bukan semata-mata tanda ia lapar. Belum lagi masih banyak anggapan di masyarakat kita seperti ortu terdahulu bahwa anak saya gak papa tuh dikasih makan nasi diulek ama pisang pas umur 2 bl. Malah sekarang jadi orang. Alasan lainnya juga bisa jadi juga tekanan dari lingkungan dan gak ada dukungan spt alasan di atas. Dan gencarnya promosi produsen makanan bayi yang belum mengindahkan ASI eksklusif 6 bl. Aturan MPASI setelah 6 bulan : Karena < 6 bulan mengandung resiko

Sekali lagi tidak mungkin ada saran dari WHO & IDAI jika tidak dilakukan penelitian panjang. Lagipula tiap anak itu beda. Bisa jadi gak jadi masalah untuk kita tapi belum tentu untuk yang lain.
Misalkan, ilustrasinya sama spt aturan cuci tangan sebelum makan. Ada anak yang dia tidak terbiasa cuci tangan sebelum makan. Padahal ia baru bermain2 dengan tanah dsb. Tapi ia tidak apa2. Sedangkan satu waktu atau di anak yang lain, begitu ia melakukan hal tsb ia langsung mengalami gangguan pencernaan karena kotoran yang masuk ke
makanan melalui tangannya. Demikian juga dengan pemberian MPASI pada anak terlalu dini. Banyak yang merasa "anak saya gak masalah tuh saya kasih makan dari umur 3 bulan". Sehingga hal tsb menjadi "excuse" atau alasan untuk tidak mengikuti aturan yang berlaku. Padahal aturan tersebut dibuat karena ada resiko sendiri. Lagipula penelitan tentang hal ini terus berlanjut. Saat ini mungkin pengetahuan dan hasil riset yang ada masih terbatas dan "kurang" bagi beberapa kalangan. Tapi di kemudian hari kita tidak tahu. Ilmu terus berkembang.

Dan satu hal yang penting. Aturan agar menunda memberikan MPASi pada anak < 6 bulan bukan hanya berlaku untuk bayi yang mendapatkan ASI eksklusif. Tetapi juga bagi bayi yang tidak mendapatkan ASI (susu formula atau mixed). Semuanya akan kembali kepada ayah & ibu. Jika kita tahu ada resiko dibalik pemberian MPASI < 6 bulan, maka mengapa tidak kita menundanya. Apalagi banyak sekali penelitian & kasus yang mendukung hal tersebut. Apapun keputusan ibu & ayah, apakah mau memberikan MPASi < 6 bulan ataupun > 6 bulan, alangkah baiknya dipertimbangkan dengan baik untung ruginya bagi anak, bukan bagi orang tuanya. Sehingga keputusan yang diambil adalah yang terbaik untuk sang anak."

tambahan: baca juga link ini yaa... http://milissehat.web.id/?p=483

Tuesday, February 28, 2012

my boy

He's so cute, isn't it?

Photo Albums at WiddlyTinks.com
Scrapbooking Photo Tinks by WiddlyTinks.com


Beans Lover :))

Digital Scrapbooking at WiddlyTinks.com
Scrapbooking Photo Tinks by WiddlyTinks.com


Bugiiil :D

Scrapbooking at WiddlyTinks.com
Digital Scrapbooking Photo Tinks by WiddlyTinks.com


Bunbun always loving you, now and forever, isnyaAllah ^_^

Konversi Ukuran Satuan

Browsing kesana kemaaari mencari ukuran, jreng jreng *pake nadanya neng Ayu Ting Ting yaak nyanyinya*, hehe. Akhirnya dapetin, semoga bermanfaat yaa khususnya buat Mommies yg nggak punya timbangan/cup takar :)

Konversi dari cangkir/sendok makan ke gram:
Tepung tapioka 1 cangkir = 100 gram 1 sdm = 15 gram
Tepung terigu 1 cangkir = 110 gram 1 sdm = 10 gram
Tepung beras 1 cangkir = 120 gram 1 sdm = 15 gram
Tepung jagung 1 cangkir = 130 gram 1 sdm = 15 gram
Mentega/margarine 1 cangkir = 200 gram 1 sdm = 20 gram
Gula 1 cangkir = 220 gram 1 sdm = 30 gram


Konversi dari cangkir/sendok ke ml :
1 sendok teh (sdt) = 5ml
1 sendok makan (sdm) = 15ml
1 cangkir = 285ml

Konversi dari ml ke gram dan liter
1 mL = 0.9 gram
1 mL = 0.001 Liter

Ukuran Volume Bahan
1 sdt (sendok teh) = 5 ml = 5 cc
1 liter = 1.000 ml = 1.000 cc
1 sdm (sendok makan) = 15 ml = 15 cc
1dl = 100 ml = 100 cc
1 gelas (cup) = 250 ml = 250 cc
1 ml = 1 cc


Ukuran sendok
1 sendok makan peres = 3 sendok teh
1 sendok makan gula pasir = 15 gram
1 sendok makan mentega = 15 gram
1 sendok makan gula pasir halus = 12 gram
1 sendok makan terigu = 8 gram
1 sendok makan bubuk coklat = 6 gram
1 sendok makan tpg maizena/corn flour/ = 12 gram


Ukuran dasar
1 sendok teh = 5 cc
1 sendok makan = 15 cc
1 onz = 30 gram

Mentega :
1/4 cup Mentega = 57 g
1/3 cup Mentega = 76 g
1/2 cup Mentega = 113 g

Semua bahan Tepung dan Gula halus
1/8 cup (2 Tablespoons)
16 g .563 oz1/4 cup
32 g 1.13 oz1/3 cup
43 g 1.5 oz1/2 cup
64 g 2.25 oz2/3 cup
85 g 3 oz3/4 cup
96 g 3.38 oz1 cup
128 g 4.5 oz

Tepung Roti
1/4 cup 34 g 1.2 oz
1/3 cup 45 g 1.6 oz
1/2 cup 68 g 2.4 oz
1 cup 136 g 4.8 oz

Gula putih
2 Tbsp 25 g .89 oz
1/4 cup 50 g 1.78 oz
1/3 cup 67 g 2.37 oz
1/2 cup 100 g 3.55 oz
2/3 cup 134 g 4.73 oz
3/4 cup 150 g 5.3 oz
1 cup 201 g 7.1 oz

Bubuk Cokelat
1/4 c 55 g 1.9 oz
1/3 c 73 g 2.58 oz
1/2 c 110 g 3.88 oz
1 c 220 g 7.75 oz

Madu dan syrup
2 Tbsp 43 g 1.5 oz
1/4 c 85 g 3 oz
1/3 c 113 g 4 oz
1/2 c 170 g 6 oz
2/3 c 227 g 8 oz
3/4 c 255 g 9 oz
1 c 340 g 12 oz

1 cup = 1 gelas belimbing peres
1 cup terigu = 150 gram
1 cup tpg.ketan kemasan = 130 gram
1 cup tpg ketan baru = 190 gram
1 cup kanji/sagu = 100 gram
1 cup tpg beras baru = 150 gram
1 cup tpg roti kemasan baru( panir) = 150 gram
1 cup tpg roti buatan sendiri = 150 gram
1 cup gula halus yg tidak diayak = 250 gram
1 cup gula halus yg diayak = 175 gram
1 cup buah2an kering = 175 gram
1 cup susu encer/air/santan = 200 cc

*Courtesy By Ummu Dihyah in grup MUSLIMAH BELAJAR MASAK,,

5th :)

sebenernya, anniversarynya pas tanggal 07/02, hehee but i have no idea yet, until today :)

Scrapbook at WiddlyTinks.com
Photo Tinks by WiddlyTinks.com


happy 5th yuaaaa Boyang..
Semoga Allah memberikan keberkahan pada hubungan kita, kelapangan pada rezeki kita, kesabaran kepada Ayah dalam menjemput rezeki, ketekunan pada Bunda dalam mengarahkan&mendidik Krishna..

Alhamdulillah sekarang kita bisa tinggal bareng-bareng, walaupun lebih rempong karena udah ada si Bocil jadi babawaannya ga se-simpel dan se-ringkes jaman kita masih berduaan. But, we always make it easy and enjoy :*

No more words.. Just you, for me :)

Banana Cake *Steam

Dapet kiriman ricecooker dari Mertua di Bandung, ternyata di kerdusnya selain ricecooker ada buanyaaaak banget pisang cavendis, baru panen katanya, jadilah ikut dikirim. Shock! Ini pisang udah mateng banget, gak mungkin dibagiin ke tetangga soalnya penampakannya udah kurang manis, yaa you know lah rupa buah pisang kalo udah kematengan seperti apa. Emm cari2 resep, suwun ke Mbah Gugel, yap. Bikin Banana Cake aja. Panggang?No!Kukus aja, hehee..
Bismillaah, belanjalah ke Alf*mart  tepung dll seadanya, heu. Mepet banget nih waktunya, kejar-kejaran sama jam c Boyang ngantor, pokonya sebelum beliau berangkat, minimal adonan udah jadi, tinggal kukus.

Alhamdulillaah, keburu :)
Yuk ah cekidot Bahan-bahannya :

1. Tepung terigu 200gr
2. Telur 4 butir
3. Gula pasir 150gr
4. Margarin 200gr
5. Susu kental manis 50ml atau 3 sendok susu bubuk
6. Pisang dong tentunya, emm jangan tanya jumlahnya pastinya ya, kira-kira 5-7 buah pisang utuh. Blender kasar. Kalau tidak diblender, bisa dilumatkan semi halus.

Additional:
~ ceres
~ oreo
~ roti gandum
~ keju

Steps :
Lelehkan margarin dengan api kecil, tiriskan. Tunggu hingga hangat, tambahkan susu, dan masukkan pisang yang telah diblender tadi. 
Sementara menunggu hangat, kocok telur dan gula sampai mengembang.
Masukkan terigu sedikit demi sedikit, selingi dengan adonan pisang, lakukan sampai habis.
Masukkan adonan ke cetakan, kreasikan "Additional" sesuai keinginan.
Kukus selama 45 menit.
Tararaaa,, jadi deeh :) Selamat menikmati :)



Nb : tadi waktu belanja ngga nemu Sp maupun Bp, dan request suami ingin kue yang bantat, hehe. Kalau ingin ditambah Bp-baking powder, cukup 1 sdt ya.

Saturday, February 18, 2012

Krishna's first puree..

degdegan ga sabar nunggu tanggal 24 jan, kira2 buah apa yaaa yang dipilih buat si kecilku..
tanya sana sini.. jawabannya kurang lebih sama : pisang, hehe sudah tradisi..
but, di pasar tradisional deket sini ga ada eum pisang ambon, raja cere, apalagi cavendis.. adanya pisang yang guede buat dijadiin gorengan itu loh.. hmm, apa dong.
akhirnya tanya sama bunda Yessie, alumnus dosenku dulu :) diajak deh join hhbf, hhbf itu homemade healthy baby food.. itu grup di fb.. yup, finally dapetin pencerahan..
ternyata, menurut bukunya tatang sutarma *loh?? maksudnya, menurut bukunya  Bapak Wied Harry Apriadji : , baiknya mpAsi bayi pertama kali itu dikenalkan buah-buahan. Karena buah mengandung karbohidrat sederhana yang relatif mudah dicerna bagi bayi yang notabene selama 6 bulan baru mengenal ASI saja..
List buah-buahan yang boleh diberikan : 

  • Jeruk : jeruk baby, jeruk orange, jeruk keprok manis
  • Jambu biji: Sebaiknya pilih jambu biji merah karena lebih kaya betakaroten
  • Pepaya
  • Avokad
  • Melon: melon hijau, melon jingga
  • Semangka : semangka merah, semangka kuning
  • Apel manis contohnya apel merah Red Delicious
  • Pir Manis contohnya pir Yangli, yang warna hijau itu loh
  • Pisang: Pisang ambon
  • Mangga Manis: Mangga madu, mangga arumanis, mangga manalagi

Nah, berbekal ilmu itu, Bunbun memilihhhhhh avokad sebagai buah pertamanya Krishna.
ini dia penampakannya :

Reaksinya Krishna pertama kali : mesem2 keanehan, hehe. It's somenthing new for me, Mommy! Gitu kali ya kesannya :) But, semuanya habissss.. Alhamdulillah.. Memang secara teksturnya masih dikasih yang encer banget, supaya ngga terlalu kaget.

Ok Darling, kita cobain avokad 2-3 kali yaa, semoga lulus tes alergi ^^

Ohya buat Mommy yang mau tau resepnya, ini Bun pake alpuket mentega (yang wangi banget itu loh, semu2 wangi belimbing), just simple, dikerok pake sendok, karena teksturnya Bun rasa kurang halus, jadi disaring lagi pake saringan kawat, ditambah ASI atau air hangat. Jadi deh,, semua porsinya dan tingkat keencerannya masih dikira-kira, disesuaikan dengan kemampuan baby kita,,


Happy MP-ASI. Ciao!!


Thursday, February 16, 2012

my first project @ Feb 2012

Seminggu kemarin liburan ke Bandung, yippie.. senangnya.. nanti ya cerita & upload fotonya menyusul..
Gak sabar nih ingin nge-post tentang my first project..

Awalnya tau produk "ini" dari jaman kuliahan, sempet pakai produknya, emang wangiii dan berkhasiat nyembuhin bibir pecah-pecahku *ups,buka kartu.. Tapi bener-bener gak kepikiran untuk jadi "member".. Setelah berkeluarga, ada salah satu sahabat yang intens banget smsan, gara-gara senasib *sesama emak2 :D
Namanya Ika erika (*hey, you! you eksis di blog I, ahaha). Di pertengahan 2011 dia nawarin buat jadi "member" si produk "itu". Hah, malesnyoooo. Aku tolak deh halus-halus. Tapi kita tetep intens smsan karena sama2 punya cita2 yang sama (haduh belibet deh Pow!!). Sama-sama ingin punya rumah, mandiri, jadi full time mommy, tapi bisa berpenghasilan. What? How it can?

Sekarang nyaris tiap saat lappie tuh nyala, secaraa kami si keluarga kecil di Surabaya kan nonton tivi nya pake tv tuner *nasiiib nasiib.. Pastilah nyambil ol, buka fb, loh kok banyak banget ya iklan tentang "berpenghasilan" di rumah dll.. Coba buka, eh ternyata dBC.. liat iklan yang lain, eeh dBC lagi.. Wah kayanya booming banget nih dBC, gak mau dong saya ketinggalan info. Tanya lah ke Jeng Ika, ahaha ternyata dBC merupakan fasilitas penjualan produk "itu" juga.

Sampai saat itu, masih belum greget. Sampai pada saat Pow ingin merasa cantik, hehe galaunya emak2 begini nih.. Karena yang namanya wanita itu ingin selalu tampil menarik, apalagi di depan suami, nah kepikiran deh untuk belajar dandan dan ngerawat badan. Syut!! Pikiran marketingnya muncul, kalau bisa tampil menarik sambil nikmatin diskon dan bonus-bonus lainnya why not?

Yuhuyy di penghujung liburan (baca: Sabtu sore, 11.02.2012) meluncurlah saya ke rumah Ika untuk join dBC.. ternyata dia udah di lever Manager, huaa huaa hiks, coba kalau 8 bln yg lalu saya "nurut" hehe.. Gapapa, tidak ada kata terlambat untuk bergabung, daripada dinanti-nanti malah tambah ketinggalan jauh.

hihiiy.. Bismillah, Allah, blessing me please :)